Alamat Dinas

Alamat Dinas

Minggu, 25 Januari 2015

Batu Bara Kabupaten Ogan Ilir

Pada tahun 2010 lalu telah dilakukan pemboran eksplorasi batubara oleh PT. Bara Energi Sempurna dan PT. Delapan Inti Power. Pemboran tersebut dilakukan guna mengetahui ketebalan, sebaran dan pengambilan sampel untuk diteliti kadarnya. Batubara Kabupaten Ogan Ilir termasuk dalam formasi Kasai (Qtk) dan sedikit formasi Muaraenim (Tmpm) yang terdiri atas 2 (dua) seam batubara dengan ketetebalan seam berkisar 3 sampai 15 meter, batubara ini termasuk dalam kelas sub-bituminous-A sampai sub-bituminous B.

Di wilayah Kabupaten Ogan Ilir terdapat 7 (tujuh) perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi yang berada di dalam wilayah Kecamatan Payaraman, Muara Kuang, Rambang Kuang dan Lubuk Keliat dengan luas total keseluruhan IUP setelah diadakan konsiliasi pada bulan Mei 2011 dengan Departemen ESDM di Jakarta sebesar 67.813 Hektar. Saat ini ada tiga opsi pengelolaan batubara di Kabupaten Ogan Ilir yaitu (1) secara tambang terbuka, (2) mengambil CBMnya, (3) dengan penerapan teknologi UCG. CBM termasuk di dalam kategori Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi sehingga dipisahkan dari Pengaturan Pertambangan Mineral dan Batubara. Pemegang IUP Batubara di Kabupaten Ogan Ilir yang telah diregistrasi di ESDM pada Bulan Mei 2011 yaitu :


Batubara Kabupaten Ogan Ilir menurut data yang ada termasuk batubara yang rendah kalorinya mungkin akan lebih baik pengelolaanya dilakukan dengan penerapan teknologi UCG. Underground Coal Gasification, merupakan teknologi pemanfaatan batubara dengan mengkonversikannya secara in-situ menjadi bahan bakar gas dan untuk penggunaan industri kimia lainnya. Proses UCG ini dilakukan melalui injeksi uap dan udara atau oksigen (O2) ke dalam lapisan batubara (coal seam) yang berada di bawah permukaan tanah melalui sumur unjeksi (injection well). Di lapisan batubara bawah tanah akan terbentuk rongga (cavity) dan terjadi proses gasifikasi dan proses kimiawi, di mana batubara tersebut akan terbakar dan menghasilkan gas. Gas ini kemudian disalurkan melalui pipa khusus ke permukaan tanah, di mana terletak instalasi pengolahan gas (gas processing). Sebagian gas bahan sintesis (syngas) bahan kimia, seperti hydrogen, methanol atau bahan kimia gas lainnya. Temperatur dan perbandingan mol O2 dan H2O mempengaruhi dalam kualitas gas hasil proses gasifikasi batubara bawah tanah sehingga dapat diperoleh gas hasil dengan fraksi mol H2 terbesar atau gas keluaran dengan nilai kalor gas hasil tertinggi. Gas keluaran proses gasifikasi batubara dapat juga digunakan sebagai bahan utama pembangkit listrik.
                               

Sekilas tentang CBM 
Batubara memiliki lapisan-lapisan berisi gas alam dengan kandungan utamanya metana atau methane (CH4) yang disebut CBM. CBM merupakan gas methane yang terjebak pada tambang batubara. CBM tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. CBM terbentuk bersama air, nitrogen dan karbondioksida ketika material tumbuhan tertimbun dan berubah menjadi batubara karena panas dan proses kimia selama waktu geologi yang sering disebut dengan coalification. Jumlah kandungan CBM dalam lapisan batubara sangat tergantung pada kedalaman dan kualitas batubaranya. Semakin dalam lapisan batubara terbenam dari permukaan tanah, sebagai hasil dari tekanan formasi batuan di atasnya, semakin tinggi nilai energi dari batubara tersebut, dan semakin banyak pula kandungan CBM. Secara umum, lapisan batubara bisa menyimpan gas metana sebesar 6 – 7 kali lebih banyak daripada jenis batuan lain dari reservoir gas.